Selasa, 02 Januari 2018

Mengagumi Wayang Golek Giri Harja 3





Haloooo semuanyaaa,
Di postingan kali ini aku meu bercerita pengalamanku mengunjungi kota Bandung, tapi sayangnya bukan buat jalan-jalan. Aku ke bandung untuk mengerjakan projek untuk UAS Produksi Dokumenter.
Awalnya aku bingung mau meliput apa karena kalau di Jakarta teman-teman ku sudah banyak yang meliput. Setelah berunding dengan teman-teman kelompokku, aku ingat kalau aku punya teman seorang dalang muda, namanya Yogaswara Sunandar dimana beliau merupakan anak dari pedalang wayang golek legendaris, yaitu Almarhum Asep Sunandar Sunarya. Oiya, sebelumnya aku mulai mengenal A Yogas ketika beliau mengikuti Festival Dalang Remaja, disana aku sebagai penontonnya ahahaha. Setelah rundingan dengan teman-teman kelompok, besoknya aku langsung contact beliau, dan senangnya beliau merespon dengan cepat ahahaha. Aku minta izin untuk meliput padepokan almarhum Abah dan beliaupun mengizinkan. Lokasi padepokan wayang golek ini berada di Jl. Laswi, Jelekong, Baleendah. kami 2 kali bolak balik kesana supaya mendapatkan hasil liputan yang maksimal😁



Hari Pertama

Pada hari pertama kami berangkat dan aku langsung mengabari Aa Yogas kalau kami berangkat kesana, namun karena A Yogas malamnya habis manggung, jadi belau istirahat dan kami dihubungkan dengan kakaknya A Yogas, yaitu Kang Bhatara. Sesampainya kami disana, kami disambut dengan hangat, orang-orang disana baik sekali. Kami diperlakukan ramah dan tentunya sopan santun yang sangat kental. Kami dijinkan untuk memarkir kendaraan kami di halaman padepokan lalu kami beristirahat disana.
Sekitar pukul 2, Kang Bhatara menemui kami dan kamipun berbincang dengan beliau, lalu kami diijinkan untuk masuk ke sanggar dan mengambil gambar suasana sanggar. Kira-kira di dalam sanggarnya sepert ini:

Putra Kang Bhatara

Kang Bhatara




Suasana di dalam Sanggar



Setelah kami mengambil stock shot, kamipun menunggu Aa Yogas di teras padepokan. Sekitar pukul 7 malam, kami bertemu dengan Aa Yogas dan berbincang sembari bertanya jadwal manggung beliau karena kamipun akan meliput beliau manggung. Setelah berbincang sedikit, kamipun berpsmitan untuk pulang.


Hari Kedua

Di hari kedua yaitu tanggal 17 November 2017, kami kembali lagi ke Bandung untuk meliput Aa Yogas manggung, pada hari itu beliau manggung di Lapangan Sepak Bola Ciawi, Jatinangor. Disana beliau manggung untuk mengisi acara HUT Brimob. Disitu juga ada pengalaman berharga buat aku dan teman-teman tim. Hari itu cuacanya tidak bersahabat karena hujan terus menerus bahkan ketika perjalanan kesini pun di tol sudah hujan deras. Sesampainya di lapangan, ternyata tanahnya belok duuhh-___- ini pertama kalinya bagi aku menginjak-injak tanah yang belok secara langsung tanpa menggunakan alas kaki karena kalau pake alas kaki malah gabisa jalan ahahahaha. Di atas panggung, para nayaga sudah mulai latihan membuat musik-musik dengan menabuh alat musik masing-masing. Tidak lama kemudian Aa Yogas menaiki panggung dan tepat pukul 8 malam acara dimulai.

Ini ada beberapa cuplikan sebelum acara dimulai





Ki Dalang Yogaswara Sunandar (Aa Yogas)



Acara wayang golek pun dimulai pukul 9 malam dan selesai pukul 3 dinihari. Selama Aa Yogas mendalang, kami diperbolehkan meliput asalkan tidak jalan-jalan dan mengganggu konsentrasi nayaga. Acara wayang golek malam itu menurutku berjalan seru sekali karena aku menjadi salahsatu yang duduk di panggung dan berbaur bersama para nayaga hehe😄

Ini ada cuplikan pertunjukkan wayangnya



Setelah mengikuti Aa Yogas manggung, kami diperbolehkan menginap di rumah keluarga almarhum Abah dan rupanya kami sudah dipersiapkan kamar untuk menginap! Waaaaa kesempatan yang langka yakaann, senang banget akuu😄 sebelum kami istirahat, kami mewawancarai Aa Yogas bertanya seputar kegiatan mendalangnya. Lalu setelah itu kami beristirahat di kamar kosong yang sudah disediakan. Esok paginya sebelum kami pulang, kamipun mewawancarai narasumber bernama Abah Iden, untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana perkembangan wayang golek dari awal mula terbentuknya Giri Harja. Setelah mendapatkan informasi yang cukup, kamipun berpamitan untuk pulang ke Jakarta. Tapi ketika kami ingin berpamitan, kami disuruh makan karena makanan sudah dipersiapkan! Waduhh sebenernya sih jadi nggak enak yaa.. Tapi karena sudah disediakan, kamipun menyantap hidangannya. Tumis buncisnya enaaakk rasanya mirip sama buatan ibu aku di rumah ahahaha😁



Dari hasil perjalanan liputan dokumenter ini aku jadi mempunyai pengalaman yang amat sangat berharga mulai dari mengenal lebih jauh tentang keluarga almarhum Abah Asep Sunandar Sunarya, ikut Aa Yogas manggung, sampai becek-becekan di tanah yang belok! Bagi aku itu pengalaman yg sangaaaaaatt berharga dan nggak akan aku lupakan. Disini aku tetap mengagumi kemolekan Aa Yogas saat memaikan wayang-wayangnya, dari beliau menyesuaikan suara setiap karakter sampai beliau memainkan wayangnya. Semoga kebudayaan ini tetap lestari ditengah semakin modernnya zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar